Biasanya Puskesmas diperuntukkan bagi orang sakit. Namun bagi Fauzanah,
Puskesmas juga dapat digunakan untuk anak-anak yang kesulitan
matematika. Siapa tak bisa matematika, maka ia sakit, demikian
vonisnya. “Mereka kan sakit, jadi harus ke puskesmas agar sehat,”
ujarnya. Fauzanah pun kemudian mendirikan puskesmas matematika di Dusun
Ngempon Lor Kelurahan Parakan Wetan Kecamatan Parakan, Temanggung, Jawa
Tengah. Tidak main-main, mereka yang keluar dari puskesmas matematika
ini bahkan menjadi juara olimpiade matematika.
Di masa pensiunnya, wanita yang akrab disapa Bu Yan ini masih terus mengabdikan dirinya untuk membuat banyak anak bangsa pintar matematika. Pihak SMP tempat ia mengajar dulu, memintanya kembali untuk aktif mengajar dan hingga sekarang, Bu Yan berprofesi menjadi guru diusia senjanya. Setiap harinya bahkan ia masih memberikan kursus (les) bagi anak didiknya, yang terdiri dari kalangan SD, SMP dan SMA di rumahnya yang kecil dan berdinding papan.
Seperti layaknya puskesmas dan rumah sakit kebanyakan, Bu Yan memberlakukan rawat jalan atau berobat jalan serta rawat inap. Setiap hari puluhan anak akan terlihat bergantian memadati ruangan sekitar 4x5 meter. Rumah berdinding papan itu sebenarnya adalah rumah kontrakan, tempat Ibu Yan tinggal setiap hari. Les dimulai saat Ibu Yan pulang mengajar di sekolah dan berakhir malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara hari Minggu, ruang les penuh mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Bu Yan memberikan les ini secara gratis. Sebagian murid yang merasa mampu membayar biaya les , boleh membayar sebesar Rp. 50 ribu per bulan. Meski bukan dari golongan berada, terbukti Bu Yan mampu memperjuangkan anak-anak putus sekolah. Setiap periode, anak-anak yang datang ke Puskesmasnya silih berganti. Mereka datang dari pelosok desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Temanggung. Ada dari Tuksari, Nggorukem, Bokol, Ngadirejo, Jumo, Temanggung, dan sekitar Parakan.
Sudah tidak terhitung jumlah anak yang telah diselamatkannya melalui Puskesmas Matematika. Saat ini saja Bu Yan menjadi orang tua asuh bagi 17 anak. Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu dan nyaris putus sekolah. Dari puskesmas sederhana yang dikelolanya, Bu Yan tidak hanya mengajarkan anak-anak berhitung dan pintar matematika, tetapi ia juga telah mengkalkulasi untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
Di masa pensiunnya, wanita yang akrab disapa Bu Yan ini masih terus mengabdikan dirinya untuk membuat banyak anak bangsa pintar matematika. Pihak SMP tempat ia mengajar dulu, memintanya kembali untuk aktif mengajar dan hingga sekarang, Bu Yan berprofesi menjadi guru diusia senjanya. Setiap harinya bahkan ia masih memberikan kursus (les) bagi anak didiknya, yang terdiri dari kalangan SD, SMP dan SMA di rumahnya yang kecil dan berdinding papan.
Seperti layaknya puskesmas dan rumah sakit kebanyakan, Bu Yan memberlakukan rawat jalan atau berobat jalan serta rawat inap. Setiap hari puluhan anak akan terlihat bergantian memadati ruangan sekitar 4x5 meter. Rumah berdinding papan itu sebenarnya adalah rumah kontrakan, tempat Ibu Yan tinggal setiap hari. Les dimulai saat Ibu Yan pulang mengajar di sekolah dan berakhir malam hari sekitar pukul 20.00 WIB. Sementara hari Minggu, ruang les penuh mulai dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.
Bu Yan memberikan les ini secara gratis. Sebagian murid yang merasa mampu membayar biaya les , boleh membayar sebesar Rp. 50 ribu per bulan. Meski bukan dari golongan berada, terbukti Bu Yan mampu memperjuangkan anak-anak putus sekolah. Setiap periode, anak-anak yang datang ke Puskesmasnya silih berganti. Mereka datang dari pelosok desa yang tersebar di wilayah Kabupaten Temanggung. Ada dari Tuksari, Nggorukem, Bokol, Ngadirejo, Jumo, Temanggung, dan sekitar Parakan.
Sudah tidak terhitung jumlah anak yang telah diselamatkannya melalui Puskesmas Matematika. Saat ini saja Bu Yan menjadi orang tua asuh bagi 17 anak. Mereka adalah anak-anak dari keluarga yang tidak mampu dan nyaris putus sekolah. Dari puskesmas sederhana yang dikelolanya, Bu Yan tidak hanya mengajarkan anak-anak berhitung dan pintar matematika, tetapi ia juga telah mengkalkulasi untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar